Suatu siang di hari Sabtu..
"I don't belong there, mbak."
Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu.
Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?"
Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku.
Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu,
apakah kamu harus pergi dari mereka?
Hmmm, aku akan balik berkata..
"kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak pernah menjadi pilihanku. Karena aku tidak mau selalu mengambil the easy way out. Buatku, bila orang selalu ingin mengambil jalan yang mudah, ia tidak akan membangun cara berpikirnya.
Aku merasa aku punya kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Jadi sebenarnya rasa tidak nyaman dan rasa tidak yang lain-lainnya itu tidak perlu. Lagian, Tuhan juga sengaja menciptakan makhluknya berbeda-beda.
Aku mencoba memahami komunitasku. Kalaupun memang tidak semuanya sejalan denganku, ya mudah saja kan? Aku tidak perlu mengikutinya, aku juga tidak berusaha untuk mengubag mereka.
Hmm, mungkin aku akan menjawab temanku yang merasa tidak belong there dengan:
"Apakah kamu sudah berusaha mengenal 'there'?"
"I don't belong there, mbak."
Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu.
Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?"
Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku.
Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu,
apakah kamu harus pergi dari mereka?
Hmmm, aku akan balik berkata..
"kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak pernah menjadi pilihanku. Karena aku tidak mau selalu mengambil the easy way out. Buatku, bila orang selalu ingin mengambil jalan yang mudah, ia tidak akan membangun cara berpikirnya.
Aku merasa aku punya kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Jadi sebenarnya rasa tidak nyaman dan rasa tidak yang lain-lainnya itu tidak perlu. Lagian, Tuhan juga sengaja menciptakan makhluknya berbeda-beda.
Aku mencoba memahami komunitasku. Kalaupun memang tidak semuanya sejalan denganku, ya mudah saja kan? Aku tidak perlu mengikutinya, aku juga tidak berusaha untuk mengubag mereka.
Hmm, mungkin aku akan menjawab temanku yang merasa tidak belong there dengan:
"Apakah kamu sudah berusaha mengenal 'there'?"
Comments
gw bingung Ya..
*komengakpentingdotkom*