Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2007

Langit, aku tak lagi menatapmu

Langit masih membiru. Biar kadang hujan memburamkan menjadi keabuan, dasarnya biru=langit dan langit adalah biru. Hati masih hadir. Biar lamat-lamat mematikan rasa, ia kukuh ingin meninggalkan setitik bekas di sana. Masih setiap merasakan biru dan abu-abunya langit, desiran nafas seorang dia tetap terasa. Sebuah ironi..karena seorang dia kini tak pernah lagi ada hadir dalam hidup seorang aku. Seorang aku yang masih menunduk, tak lagi suka dengan langit..karena sketsa wajah seorang dia yang masih menggores pada dasar langit. Rasa pada seorang aku yang memilih menetap enggan beranjak dan pindah di diri yang lain.

ASAP!

Hari ini rasanya hectic slash sibu slash tanpa jeda banget. Semuanya mau ASAP! Dimulai dari pagi saat harus mengetik dokumennya mama (kalau semua kakak-kakak udah gak lagi di rumah, maka pekerjaan remeh-temeh seperti ini otomatis menjadi kerjaan anak yang masih serumah dengan orangtua) yang ternyata lumayan banyak yaaa :p Otomatis rasanya gak mungkin buat ngerjain yang lain, secara ini dokumen penting yang butuh konsentrasi tinggi mengetiknya. Kira-kira jam 11an mulailah pesan-pesan melalui YM berdatangan: "Mbak, blog saya kok belum diedit? (ini dari clientnya Satusatu) "Iya mbak, bentar ya." "Warnanya Orchid bisa gak mbak, trus side barnya belum dibenerin ya? "Iya mbak, nanti dikerjain kok." Tak lama, suara kucing dari handphone (artinya ada SMS masuk). "Mbak, aku mau order 4773, 4772, bla bla.." (ini dari downline yang rada kurang mandiri, baca: manja, hehe) Nelpon Oriflame, order barang. Selesai? Beloooom!! Dari situ sampai jam 4 sore harus bo...

Operasi Romi

Hari Minggu kuturut ayah ke kota, naek delman istimewa kududuk di muka… Tiba-tiba jadi inget sama ini lagu, huuu tapi nasib aku nggak sebaek si aku di lagu itu sich, secara di hari Minggu ini di saat mentari bersinar dan burung-burungpun berkicau dengan merdunya (garing mode on) aku malah bersimbah keringat *oke, ini sich hiperbola* ditemeni setumpuk debu di kamarku. “CAPEEEEK!” “Sama donk non, mbak juga capek nich..” Jangan bilang aku rajin ya, lebih milih bersih-bersih kamar daripada ke rumahnya Naya, sahabatku yang cantik tapi agak lemot itu. Tapii ini semata-mata buat nurutin 1 dari sekian banyak aturannya mama kok: HARUS WAJIB beresin kamar sebelum kelayapan di luar rumah. Tentu aja dengan embel-embel “kalau tidak..” “Ramayana Juliet Maharani Jayadiningrat tolong deh! Kamar napi aja lebih bersih kali dari kamar kamu.” Hei kamu yang lagi baca sambil ngemil popcorn. Dilarang ketawa! Iya! Itu memang namaku! Nama yang menurut semua guru di SD IR (Indonesia Raya-tadinya nama sekolah ...

We are just two strangers

We are two strangers who just met in the virtual world But somehow we feel the connection so close So close to our hearts She is feeling what I'm feeling she's saying what I'm thinking We are sharing.. the same story the same sadness the same worries the same hopes Yes, we are just two strangers that will lend each other's shoulder to cry on

Untuk sepenggal kenangan

Kenangan selalu memiliki caranya yang unik untuk menyelinap masuk dalam sel-sel otak kita Seperti aku yang ingat Dinda Dinda.. apa kabar? Kamu seperti hilang termakan oleh lilitan waktu yang terus berputar. Dan aku sampai tidak tahu lagi apa-apa tentangmu. Aku tahu, dulu aku yang ingin kamu menghilang pergi dan tidak ada lagi dalam kehidupanku. Saat itu kata memaafkan dariku masih sulit untukmu. Dan aku memilih menutup hatiku darimu. Dinda.. kamu sudah mengajarkanku arti kata melepaskan dengan tulus, karena itu yang pernah kita lakukan: saling melepaskan. Cinta mungkin memilih menyapa kita saat itu, tapi aku memilih tidak mengikuti cinta. Terimakasih Dinda.. karena sudah mengakui aku ada.

Kita adalah

"Dia datang?" Aku tersenyum, miris lebih tepatnya..membaca sebait SMS dari Ra, temanku. Sungguh, kalau detik ini ada hujan yang mengiringi malam..rasanya aku ingin hanyut dalam larutan titik-titik curahan air dari langit itu. Aku memilih menghanyutkan diriku dalam kepastian genangan hujan daripada harus mereka jawaban, yang tak kutahu pasti. "Dia datang," ingin kubawa anganku jauh terbang untuk melihatnya hadir, walau bukan untukku tapi adanya cukup membuatku ada. Atau kutepis asa melihatnya hadir, karena asaku akannya hanya akan memadamkan bara semangat di diriku. Menunggunya.. seperti menanti hujan di musim kemarau. Ketidak pastian. Seperti dia..yang tidak pasti. Sudahlah Ra.. aku dan dia ada dalam kebisuan.. kita saling bicara tapi tidak sesama kita.. Kita adalah aku tanpa dia dan dia tanpa aku...

Biarkan hati bicara

Saatnya kumeninggalkan dunia dan hingar-bingarnya (walau kutahu banyak yang menuntutku mengurus duniaku) Hari ini kubawa langkahku jauh dari semuanya.. Kulupakan semua aktivitas yang mungkin sudah membawaku jauh melupakan-NYA.. Aku tutup penglihatan dan pendengaranku karena kutelah cukup lelah Akhirnya nafasku menghembus tenang bahagia..senang..l Dan rasa lega akhirnya menghampiriku ..tak dapat kurangkai aksara ini Biarkan hati berbicara.. kubercengkerama dengannya Dan ku tahu apa yang hatiku inginkan