Langit masih membiru. Biar kadang hujan memburamkan menjadi keabuan, dasarnya biru=langit dan langit adalah biru. Hati masih hadir. Biar lamat-lamat mematikan rasa, ia kukuh ingin meninggalkan setitik bekas di sana. Masih setiap merasakan biru dan abu-abunya langit, desiran nafas seorang dia tetap terasa. Sebuah ironi..karena seorang dia kini tak pernah lagi ada hadir dalam hidup seorang aku. Seorang aku yang masih menunduk, tak lagi suka dengan langit..karena sketsa wajah seorang dia yang masih menggores pada dasar langit. Rasa pada seorang aku yang memilih menetap enggan beranjak dan pindah di diri yang lain.