"Ya, gajinya berapa bulan ini? Kusebutkan sejumlah angka. "Sama nih sama aku. Dikit ya." "Iya dikit." Atas nama solidaritas aku iyakan saja keluhan temanku. "Kamu sih enak, gaji dikitpun gak masalah. Masih ada orangtua ini," cetus temanku lagi. Susah payah kutahan mulut ini untuk meneriakkan, "APA? Jadi kamu pikir aku tinggal ongkang-ongkang kaki saja di rumah, hanya karena aku masih ada orangtua yang sehat walafiat???" Sebaliknya, kusunggingkan senyuman di bibir dan berkata, "Ah, jangan begitu. Aku sama saja kok." Ya Allah Yang Maha Mengetahui, kenapa masih saja ada orang yang berpikiran semudah itu. Melihat semuanya dari kulitnya saja. Memang, setiap hari Alhamdulillah aku masih menemui kedua orangtuaku di rumah. Memang, aku masih sering minta uang sama mereka. Memang, aku satu-satunya anak papa dan mama yang masih belum menikah dan tinggal seatap dengan mereka. Apa itu berarti gajiku tidak berarti? Aku selalu berusaha menghargai...