Serpihan kenangan yang telah berserak di setiap sudut hatiku, mulai mengumpul kembali. Jiwaku kembali mengumpulkan sejumput keberanian untuk menghadapi kenyataan, yang kini entah berasa apa. Hati mulai berani untuk mengenang kembali, juga menghilangkan semua "andai.." Terkadang, hatiku begitu beku tak dapat merasakan apa-apa. Tak apa, kan? Tak ingin kupaksakan hati untuk merasa lagi Biar beku Biar diam Biarkan hati merasakan apa yang diinginkannya. Terkadang, kuinginkan pekat malam terus menyelubungi. Tapi, tidak dapat begitu kan? Hidup tidak seperti itu. Pagi dan malam datang dengan membawa alasan untukku tetap hidup. Udara, sebuah berkah dari Ilahi, harus kusyukuri dan kuhirup. Biarpun kadang udara begitu sesak kuhirup Biarpun kadang aku tak dapat bernafas udaraku sendiri Biarpun kadang aku lupa bagaimana tak bernafas udaramu Sepertinya serpihan-serpihan itu tak membiarkanku membersihan diriku dari mereka Sepertinya udaramu masih bercampur dengan udaraku. Aku benci beku.. d...